Keikhlasan Dalam Dakwah




Oleh : Syarif Hidayat, ST. (Ketua DPD PKS Kota Bandar Lampung)
Bangsa ini kian hari kian menunjukkan kondisi yang tidak ideal. Peristiwa kriminal terus terjadi dan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Korupsi dilakukan oleh orang-orang mulai dari pegawai tingkat rendahan sampai para pejabat negara. Kasus cabul dan pornografi adalah biasa.

Islam yang ajarannya mulia diacak-acak rnenjadi liberal dan hambar seperti bukan Islam lagi, atau sebaliknya, menjadi radikal dan malah merusak citra islarn itu sendiri. Bencana semakin kerap terjadi, seperti Allah hendak memberi peringatan keras, atau bahkan adzab atas sesuatu yang harussegera kita sadari.

Bukankah jumlah da'i akhir-akhir ini makin banyak? Bukankah jumlah ustadz, ulama, kyai, muballigh, hafidz qur'an, makin melimpah? Artinya, dengan demikian melimpahnya juru da'wah, bukankah seharusnya ummat ini makin baik dan akhlak bangsa makin terpuji?

Bukankah kini dakwah sudah dilakukan di mana-mana: di TV, radio, internet, koran, majalah, ribuan judul buku, bahkan panggung politik? Bukankah metode dakwah kian bervariasi untuk mengembangkan 'titik sentuh' yang makin beragam: tabligh akbar, taklim rutin, halaqah, dakwah lewat nasyid, artikel iimiah, training kecerdasan spiritual, pelatihan salat khusyu', dzikir berjamaah, bahkan sms dakwah?

Jangan-jangan, itu disebabkan oleh banyaknya juru dakwah yang TIDAK IKHLAS menjalankan misinya. Mungkin sekarang ini jumlah da'i memang banyak daripada jaman dulu, tetapi mereka yang benar-benar ikhlas berdakwah lebihsedikit dibandingkan jaman dulu.

"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus."

Ikhlas adalah memurnikan ketaatan kita kepada Allah, semata mengharap Ridha dari-Nya. Amalan ikhlas berarti amalan yang kita lakukan tanpa pamrih, tanpa maksud mencari keuntungan pribadi atau golongan, tanpa tendensi dan maksud tersembunyi. Ikhlas dalam beramal berarti tidak menuntut imbalan, kecuali hanya berharap Allah memberikan balasan terbaik dari apa yang kita lakukan.

Ikhlas berdakwah berarti tidak menghitung-hitung hasil dakwah kita dengan segala bentuk imbalan duniawi: materi, pengaruh, nama besar, popularitas; dukungan massa, dan sebagainya. Dari dakwah yang ikhlas, kita hanya boleh berharap Allah melimpahkan hidayah kepada ummat yang kita dakwahi, melalui ikhtiar optimal yang kita lakukan. Kita hanya boleh berharap mereka yang kita dakwahi menjadi orang-orang berkepribadian islami, dan turut bersama-sama memperjuangkan kalimat Allah.

Sejatinya, inilah yang harus kita sadari. Sesungguhnya segala yang kita lakukan dalam perjuangan dengan segala macam bentuk pengorbanannya adalah sesuatu kebaikan yang kita lakukan untuk diri kita sendiri dan itu merupakan Hidayah terindah yang Allah berikan kepada kita. Sebab, setiap kita pada akhirnya, hanya akan memperoleh apa yang kita lakukan di dunia. "Dan seseorang tidak akan memperoleh selain dari apa yang telah dia usahakan." Iman, hijrah, jihad dengan harta dan jiwa, itulah yang akan menghantarkan kita menjadi orang yang sukses sejati, sebagaimana yang Allah jelaskan: "Orang-orang yang berirnan dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapatkan kemenangan." (At-Taubah:20).

Dengan kesadaran seperti inilah, diharapkan senantiasa hadir sikap keikhlasan dari jiwa -jiwa pejuang Islam, sikap yang akan mengantarkan mereka memperoleh apa yang menjadi harapan setiap pribadi muslim yaitu keridlaan Allah SWT.Allahu 'Alam.

0 komentar :

Posting Komentar

Copyright © 2009 Template design modified by Sadikin